
Duh….sedih ya bila si kecil yang sedang lucu-lucunya ternyata mengalami gangguan pendengaran. Yok..sama-sama kita telusuri lebih jauh mengenai gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran atau istilah kerennya nih bunda Hearing Loss. Merupakan kelainan yang paling sering terjadi pada bayi baru lahir. Permasalahan gangguan pendengaran ini tidak boleh bunda anggap sepele ya bun. Karena akibat Hearing Loss ini bisa memicu berbagai gangguan perkembangan si bayi mungil nantinya. seperti gangguan bicara dan bahasa, adaptasi diri dengan lingkungan, kemampuan dalam pendidikannya alias di bangku sekolah yang akan berlanjut nantinya ke gangguan kognitif dan emosional. Jadi bagi bunda yang baru punya baby nih udah bisa siaga untuk memastikan apakah si buah hati mengalami gangguan pendengaran atau tidak. Tapi…..jangan langsung mengatakan si kecil mengalami gangguan pendengaran ya bun…….karena ada beberapa kondisi yang nantinya baru bisa kita simpulkan bahwa si buah hati mengalami Hearing Loss.
Sebagian anak dengan gangguan pendengaran sebetulnya dapat segera di identifikasi. Cara kita mengidentifikasi…..yah…berdasarkan penilaian faktor risiko, dan ini juga dapat dengan mudah bunda lakukan. Misalnya nih bunda untuk anak usia 0-28 hari (newborn) akan bisa dapat terindifikasi Hearing Loss bila terdapat beberapa kondisi seperti ini…..
1.adanya riwayat tuli atau gangguan sensorineural di dalam keluarganya
2.adanya riwayat infeksi intrauteri seperti toksoplasmosis , rubella, herpes
3.hiperbilirubinea (kuning)
4.bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram
5.bayi yang pernah mendapatkan ventilator lebih dari 10 hari
6.pernah mendapat terapi yang memiliki efek samping merusak fungsi pendengaran selama lebih dari 5 hari
7.kelainan anatomi di telinga atau di wajah 8.meningitis bakterialis
sementara itu bunda untuk yang usia 29 hari sampai dengan 24 bulan akan bisa dapat terindifikasi Hearing Loss bila terdapat beberapa kondisi seperti ini…..
1.kecurigaan orangtua akan adanya gangguan pendengaran, bicara, bahasa atau keterlambatan perkembangan
2.otitis media efusi berulang atau persisten selama lebih dari 3 bulan
3.cidera kepala dengan fraktur tulang temporal
4.perawatan infeksi yang berkaitan dengan meningitis, mumps dan campak
Sayangnya nih ..penelitian menunjukkan bahwa hanya sekitar setengahnya dari semua anak dengan Hearing Loss yang berhasil diidentifikasi dengan menggunakan skrining faktor resiko…sedih juga nih ya bun…artinya setengahnya lagi yah tidak berhasil dong…
tapi jangan bersedih dan jangan gundah ternyata ada opsi lain nih bila dengan menggunakan skrining faktor resiko tidak bisa teridentifikasi. Yaitu dengan melakukan Test Oto okustik Emissions (OAE) dan auditory brain-stem respon atau bahkan keduanya, dan ini dapat dilakukan oleh dokter.
Ternyata nih bunda…..dengan dilakukan skrining menggunakan kedua metode tersebut sebelum si buah hati berumur 6 bulan…nyata nyata mampu meningkatkan kemampuan dalam berkata-kata, kemampuan otak, dan perkembangan dalam interaksi anak secara sosial. Terapi gangguan pendengaran yang segera dilakukan terbukti memperbaiki kemampuan komunikasi anak dimasa yang akan datang….sehingga si anak tidak mengalami yang namanya krisis PD alias krisis percaya diri.